Tinjauan Atas Putusan Pengadilan Agama Cibinong Nomor 7584/Pdt.G/2021/PA.Cbn tentang Pembatalan Perkawinan Akibat Mahar yang Terutang Dihubungkan dengan Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam

Authors

  • Hanna Maulida Fitria Universitas Padjadjaran
  • Renny Supriyatni Universitas Padjadjaran
  • Linda Rachmainy Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.62383/aliansi.v1i6.566

Keywords:

Marriage Annulment, Dowry, Legal Reasoning

Abstract

The annulment of a marriage has legal consequences, namely that the marriage is declared invalid (no legal force on the declared void marriage). The Cibinong Religious Court Decision No. 7584/Pdt.G/2021/PA.Cbn is an example of a ruling on marriage annulment due to the dowry not being provided by the male party. This writing aims to examine the legal considerations in the Cibinong Religious Court Decision No. 7584/Pdt.G/2021/PA.Cbn, which annulled the marriage due to the unpaid dowry, based on the Marriage Law and Islamic Law. The research method used is normative legal research with an analytical descriptive approach. The approach is based on secondary data through literature studies, including primary, secondary, and tertiary legal materials. The data analysis method employed is qualitative juridical analysis. Based on the findings, it can be concluded that the legal reasoning behind the decision to annul the marriage due to unpaid dowry in Cibinong Religious Court Decision No. 7584/Pdt.G/2021/PA.Cbn, which was based on Article 27(2) of the Marriage Law in conjunction with Article 72(2) of the Compilation of Islamic Law, was less accurate.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ansory, I. (2020). Fiqih mahar. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing.

Asyhadie, Z. (2020). Hukum keluarga menurut hukum positif di Indonesia. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Kaharuddin. (2015). Nilai-nilai filosofi perkawinan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Marwah. (2015). Permohonan pembatalan perkawinan yang dilakukan istri pertama berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, 3(4).

Mayert, I., & Hasan, A. A. (1984). Pengantar hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Garuda.

Prawidohamidjojo, B. S., & Pohan, P. (2008). Hukum orang dan keluarga (Personen en Familie Recht). Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR.

Ramulyo, I. (1999). Hukum perkawinan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rasjidi, L. (1991). Hukum perkawinan dan perceraian di Malaysia dan di Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Santoso. (2016). Hakekat perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan, hukum Islam dan hukum adat. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Sosial Keagamaan, 7(2), 414.

Sarwat, A. (2009). Fiqih Niqah. Jakarta: Kampus Syariah.

Soekanto, S. (2010). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: UI Press.

Syarifudin, A. (2014). Hukum perkawinan Islam di Indonesia (Cetakan kelima). Jakarta: Kencana.

Published

2024-10-22

How to Cite

Hanna Maulida Fitria, Renny Supriyatni, & Linda Rachmainy. (2024). Tinjauan Atas Putusan Pengadilan Agama Cibinong Nomor 7584/Pdt.G/2021/PA.Cbn tentang Pembatalan Perkawinan Akibat Mahar yang Terutang Dihubungkan dengan Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam. Aliansi: Jurnal Hukum, Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 1(6), 146–155. https://doi.org/10.62383/aliansi.v1i6.566

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.