Analisis Hubungan Kerja Antara Satreskrim dan Satintelkam Polri dalam Pengungkapan Tindak Pidana di Polres Pohuwato

Authors

  • Nurdiana Lestari Universitas Gorontalo
  • Rustam Hs. Akili Universitas Gorontalo
  • Nurmik K. Martam Universitas Gorontalo

DOI:

https://doi.org/10.62383/aliansi.v2i4.945

Keywords:

Criminal Offences, Satintelkam, Satreskrim, Work Relationship Analysis

Abstract

The working relationship/coordination between Satreskrim and Satintelkam in uncovering criminal offences at Pohuwato Police Station has not gone well. Field Guidelines (Juklap) of the National Police Chief number 189 of 1993 regulates the Relationship between the Working Procedures of the Resersepol Function (Police Detection) and the Intelpampol Function (Police Intelligence and Security) in the context of integrated crime handling, which should be the basis for implementing working relationships, not implemented. The level of coordination and collaboration between Satreskrim and Satintelkam at Polres Pohuwato shows an unstable and often situational cooperation. Collaboration is optimal in large or urgent cases, but is minimal in normal situations. The level of effectiveness of criminal offence disclosure is largely determined by how strong cross-unit collaboration is built on an ongoing basis. The need for a formal HTCK (Working Procedure Relationship) between Satreskrim and Satintelkam to clarify authorities, responsibilities, and cooperation mechanisms. Increased integrated and cross-functional training to equalise perceptions, increase trust, and reduce sectoral ego. And Polres leaders need to play an active role as mediators and motivators in building open and collaborative communication between units. Establish a permanent cross-unit coordination team facilitated by the Chief of Police and Deputy Chief of Police, to ensure continuity of coordination, not just during major cases. Regular evaluation and monitoring of the quality of coordination, through periodic cross-functional communication forums. And the implementation of a reward and punishment system to increase the commitment of members to the importance of collaboration in disclosing criminal offences.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ansell, C., & Gash, A. (2007). Collaborative governance in theory and practice. Journal of Public Administration Research and Theory, 18, 543–571.

Arikunto, S. (2005). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Citra.

Arvianti, F. N. (2025). Peran dan tanggung jawab reskrim dalam kepolisian. Jurnal Kajian Kontemporer Hukum dan Masyarakat, 3(1). https://journal.forikami.com/index.php/dassollen/article/view/838

Cipto Handoyo, B. H. (2008). Hukum tata negara Indonesia. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Handoko, T. H. (2003). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Harefa, H., Fitriati, F., & Ferdi, F. (2018). Optimalisasi fungsi intelijen kepolisian dalam penyelidikan tindak pidana narkotika yang dilakukan anggota kepolisian (Studi Sat Intelkam Polres Solok). Jurnal Unes Law Review, 1(1).

Hariutomo, D. (2003). Hubungan kerja antara Satreskrim dan Satintelkam dalam pengungkapan tindak pidana pada Polres Jepara (Tesis Pascasarjana, Universitas Indonesia).

Hartanto, B. (2019). Strategi sinergi antar-satuan dalam Polri. Jakarta: Pustaka Kriminologi.

Haryanto, B. (2022). Peran intelijen dalam penegakan hukum di Indonesia. Bandung: Penerbit Mandiri.

Hasibuan, A. (2021). Manajemen kerja sama Satreskrim dan Satintelkam di Polres. Jakarta: Pustaka Hukum.

Hasibuan, M. S. P. (2014). Manajemen dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Indrawan, T. (2021). Analitik berbasis data untuk peningkatan kinerja Polri. Jurnal Keamanan Nasional, 8(3), 45–60.

Kasim, M. A., Kadir, Y., Moonti, R. M., Bunga, M., & Pakaya, S. (2023). Amandemen konstruksi hukum dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk mencegah adanya indikasi korupsi. Jurnal Darma Agung, 31(1), 594. https://doi.org/10.46930/ojsuda.v31i1.3049

Kelsen, H. (2007). Teori hukum murni: Dasar-dasar ilmu hukum normatif (Cet. II, S. Djaja, Trans.). Bandung: Nusamedia & Nuansa. (Karya asli diterbitkan 1978)

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. (2020). Peraturan Kapolri No. 6 Tahun 2019 tentang manajemen penyidikan tindak pidana. Jakarta: Mabes Polri.

Kurniawan, R. (2022). Kolaborasi Satreskrim dan Satintelkam dalam pengungkapan tindak pidana. Bandung: Universitas Indonesia Press.

Kusuma, R. (2022). Peningkatan sinergi reserse dan intelijen. Yogyakarta: Ganesha Press.

Lamintang, P. A. F. (1984). Dasar-dasar hukum pidana Indonesia. Bandung: Sinar Baru.

Mertokusumo, S. (2005). Penemuan hukum (Sebuah pengantar). Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Prakoso, D., & Imunarso, A. (1987). Hak asasi tersangka dan peranan psikologi dalam konteks KUHAP. Jakarta: Bina Aksara.

Priyatno, D. (2004). Kebijakan legislatif tentang sistem pertanggungjawaban pidana korporasi di Indonesia. Bandung: CV Utomo.

Prodjodikoro, W. (2003). Tindak-tindak pidana tertentu di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Rahardjo, S. (2008). Membedah hukum progresif. Jakarta: Kompas.

Ramadhan, Y. (2022). Tantangan penegakan hukum di era digital. Jurnal Keamanan Siber, 9(1), 15–30.

Saleh, R. (1983). Perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana. Jakarta: Aksara Baru.

Saputra, E. B. W. (n.d.). Penggunaan informan dalam penyelidikan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah Polrestabes Surabaya. Airlangga Development Journal, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga.

Setiawan, L. (2021). Intelijen keamanan dalam perspektif hukum pidana. Surabaya: Lentera Hukum.

Siregar, M. (2020). Optimalisasi teknologi informasi dalam Polri. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.

Soejono Soekanto. (1984). Pengantar penelitian hukum (Cet. ke-3). Jakarta: UI Press.

Soejono Soekanto. (1986). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: UI Press.

Soekanto, S. (2006). Pokok-pokok sosiologi hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S., & Mamudi, S. (2003). Penelitian hukum normatif: Suatu tinjauan singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suharto, M. (2020). Efektivitas penyidikan dan faktor penghambatnya. Semarang: Universitas Semesta.

Usman, H. (2011). Manajemen: Teori, praktik, dan riset pendidikan. Dikutip dari Sutisna (1989). Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyudi, H. (2023). Strategi meningkatkan kolaborasi intelijen dan reserse. Jakarta: Bina Nusantara.

Widyarto, W. G. (2017). Analisis deskriptif: Kerjasama antara konselor dengan guru bidang studi. Jurnal Nusantara, 4(2), 100–106.

Yulianto, D. (2021). Analisis penyidikan Polri terhadap tindak pidana penganiayaan di wilayah hukum Polres Mamasa (Tesis, Universitas Bosowa Makassar).

Zainal, A. (2022). Inovasi teknologi untuk pencegahan kejahatan. Jakarta: Polri Publishing.

Downloads

Published

2025-05-26

How to Cite

Nurdiana Lestari, Rustam Hs. Akili, & Nurmik K. Martam. (2025). Analisis Hubungan Kerja Antara Satreskrim dan Satintelkam Polri dalam Pengungkapan Tindak Pidana di Polres Pohuwato. Aliansi: Jurnal Hukum, Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 2(4), 15–25. https://doi.org/10.62383/aliansi.v2i4.945

Similar Articles

<< < 4 5 6 7 8 9 10 11 12 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.