Tinjauan Uang Panai dalam Perkawinan Suku Bugis di Limpomajang menurut Hukum Adat dan Undang-Undang Perkawinan

Authors

  • Yasmine Fathiya Raina Universitas Padjadjaran
  • Linda Rachmainy Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.62383/aktivisme.v2i3.956

Keywords:

Bugis Indigenous Community, Customary Tradition, Indonesian Positive Law, Limpomajang, Uang Panai

Abstract

Marriage in Indonesia is not only regulated by positive law, but also influenced by customary values, such as the tradition of uang panai in the Bugis community in Limpomajang which functions as a form of respect and responsibility for the prospective groom. This research uses a normative juridical method with an analytical descriptive approach to examine the existence of uang panai in the national legal system. The results show that uang panai is part of customary law that remains recognized as long as it does not conflict with laws and regulations and the principle of public order. Therefore, proper understanding from the community and legal apparatus is needed to accommodate customary elements within the framework of national law.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alimuddin, A. (2020). Makna simbolik uang panai pada perkawinan adat suku Bugis Makassar di Kota Makassar. Al Qisthi: Jurnal Sosial dan Politik, 10(2), 119–121.

Aris, M., Dewi, R. S., & Lestari, R. Y. (2024). Tradisi uang panai dalam pernikahan diaspora suku Bugis (Studi etnografi pada masyarakat Kampung Bugis di Desa Banten Kecamatan Kasemen Serang Banten). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 14(1).

Ashiddiqie, J. (2003). Konsolidasi naskah UUD 1945. Jakarta: Penerbit Yarsif Watampone.

Chaesty, A. D., & Muttaqin, D. (2022). Studi literatur: Uang panai dalam adat pernikahan suku Bugis Makassar. Jurnal Sinestesia, 12(2), 723.

Hadikusuma, H. (1990). Hukum perkawinan Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Harmita, Nugara, A. B., & Ismail, L. (2023). Uang panai sebagai harga diri perempuan suku Bugis Bone: Antara adat dan agama. Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha: Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan, 5(1), 7.

Millar, S. B. (2009). Perkawinan Bugis. Makassar: Penerbit Ininnawa.

Nuri, M. (2024). Tradisi pemberian uang panai dalam pernikahan pada masyarakat Sulawesi Selatan perspektif Maqasid Asy-Syari’ah. Jurnal Wasatiya: Jurnal Hukum, 5(2).

Rinaldi, Azis, F., & Arifin, J. (2023). Problematika uang panai pernikahan masyarakat suku Bugis Bone. Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi, 5(1).

Rinaldi, Hufad, A., Komariah, S., & Masdar, M. (2022). Uang panai sebagai harga diri perempuan suku Bugis Bone (Antara tradisi dan gengsi). Jurnal Pendidikan Equilibrium, 5(3).

Samosir, D. (2014). Hukum adat Indonesia: Eksistensi dalam dinamika perkembangan hukum di Indonesia. Bandung: CV Nuansa Aulia.

Sudirman, P. (2016). Adat perkawinan budaya Bugis Makassar dan relevansinya dalam Islam. Jurnal MIMBAR, 2(1).

Van Dijk. (2023). Problematika uang panai pernikahan masyarakat suku Bugis Bone. Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi, 5(1), 7.

Wantjik, K. (1980). Hukum perkawinan Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zaeni, H., Adha, L. H., & Israfil, H. (2020). Hukum keluarga (Menurut hukum positif di Indonesia). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Downloads

Published

2025-05-28

How to Cite

Yasmine Fathiya Raina, & Linda Rachmainy. (2025). Tinjauan Uang Panai dalam Perkawinan Suku Bugis di Limpomajang menurut Hukum Adat dan Undang-Undang Perkawinan. Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik Dan Sosial Indonesia, 2(3), 60–71. https://doi.org/10.62383/aktivisme.v2i3.956

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.