Analisis Perbandingan Sistem Hukum Pidana di Indonesia dengan Malaysia terhadap Kejahatan Tindak Pidana Korupsi
DOI:
https://doi.org/10.62383/amandemen.v1i1.518Keywords:
Indonesia Criminal Law, Malaysia Criminal Law, Corruption CrimesAbstract
This research uses a normative juridical method by comparing criminal law arrangements related to corruption crimes enacted in two countries, namely Indonesia and Malaysia. This is motivated by the issue of corruption in both countries which is still a big problem, even though in terms of the Corruption Achievement Index (CPI), Malaysia is much better than Indonesia. From the results of the research, it is found that there are similarities and differences in the arrangements related to corruption crimes in the two countries. The similarities in both Indonesia and Malaysia are the implementation of the reverse proof system and the establishment of a special institution to eradicate corruption. While the difference is that Indonesia has more legal regulations, the existence of special courts for corruption crimes and the best evidentiary system is applied generally to every form of corruption crime. Meanwhile, Malaysia only has one legal regulation, does not have a special court for corruption and the reverse proof system applied is only limited to bribery cases. From these differences, it can be seen that in terms of the legal system and handling of corruption crimes, Indonesia is better than Malaysia.
Downloads
References
Afif, M. (2018). Eksistensi pengadilan tindak pidana korupsi di Indonesia dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi di Indonesia. Ensiklopedia Of Journal, 1(1).
Arief, B. (2016). Pengantar hukum Indonesia. Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara.
Djamali, R. A. (2007). Pengantar hukum Indonesia (ed. revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Einstein, & Ramzy. (2020). Eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. National Law Journal, 3(30).
Ekawati, D. (2023). Model of the Indonesian legal system. Jurnal Kewarganegaraan, 7(2).
Fuady, M. (2010). Perbandingan ilmu hukum. Bandung: Refika Aditama.
Ginting, Y. P. (2023). Perbandingan penegakan hukum mengenai tindak pidana korupsi di negara Indonesia dan negara Malaysia berdasarkan sistem hukumnya. Jurnal Pengabdian West Science, 2(06).
Jupri. (2019). Diskriminasi hukum dalam pemberantasan korupsi politik di daerah. Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi, 11(1).
Kusyandi, A. (2021). Perbandingan hukum pidana Indonesia dan Singapura. Indramayu: Universitas Wiralodra.
Manan, B. (2005). Sistem peradilan berwibawa: Suatu pencarian. Yogyakarta: FHUII Press.
Nurlaeli, S. (2023). Analisis perbandingan pengaturan hukum tindak pidana korupsi di Indonesia dan Malaysia. Lex Jurnalica, 20(2).
Raharjo, S. (2006). Ilmu hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Rohmat, R., Dewi, I. K., Riyadi, T. M., & Parhan, M. (2024). Tinjauan pelaksanaan aborsi bagi korban pelecehan seksual sedarah dalam perspektif Islam dan kenegaraan. Pikukuh: Jurnal Hukum dan Kearifan Lokal, 1(1), 1-19. https://doi.org/10.62870/pkh.v1i1.22748
Setiadi. (2018). Korupsi di Indonesia (penyebab, bahaya, hambatan dan upaya pemberantasan, serta regulasi). Jurnal Regislasi Indonesia, 15(3).
Somadiyono, S. (2020). Perbandingan sistem hukum antara Indonesia dan Malaysia. Jurnal Wajah Hukum, 4(2).
Susdarwono, E. T., & Wiranta, A. (2024). Pengaruh tingkat demokrasi (tipe rezim) suatu negara terhadap anggaran pertahanan. Pikukuh: Jurnal Hukum dan Kearifan Lokal, 1(1), 20-35. https://doi.org/10.62870/pkh.v1i1.22772
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Amandemen: Jurnal Ilmu pertahanan, Politik dan Hukum Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.