Peran Kepolisian Terhadap Ancaman Kejahatan Pelecehan Seksual melalui Modus Deepfake Porn di Era Digital
DOI:
https://doi.org/10.62383/demokrasi.v2i2.856Keywords:
Deepfake, Police, Sexual, HarassmentAbstract
The advancement of artificial intelligence (AI) has led to the emergence of new crimes, including the misuse of deepfake technology to produce and distribute pornographic content without the victim's consent. This form of digital sexual harassment has serious impacts on victims' dignity, mental health, and social life. This study aims to examine the efforts of Police in addressing sexual harassment crimes using deepfake porn and to identify the obstacles faced. Using normative and empirical legal approaches, data were collected through literature review and interviews. The findings reveal that the police efforts involve both penal (law enforcement) and non-penal (preventive) approaches, including public education, cross-institutional collaboration, and cyber patrols. However, the handling of such crimes is still hindered by regulatory gaps, limited technology, and low public awareness. Strengthening legal frameworks and police capacity is essential to effectively combat digital-based sexual crimes.
Downloads
References
Abdulsyani. (2007). Sosiologi skematika, teori, dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Andrisman, T. (2011). Delik tertentu dalam KUHP. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Apeldoorn, Van. (2001). Pengantar ilmu hukum. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Arief, B. N. (1999). Kebijakan hukum pidana dalam penanggulangan penyalahgunaan komputer. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
B, Simanjuntak, & Ali, C. (1980). Cakrawala baru kriminologi. Bandung: Transito.
Bonger. (1981). Pengantar tentang kriminologi. Jakarta: PT Pembangunan Ghalia Indonesia.
D, Soedjono. (1976). Penanggulangan kejahatan (crime prevention). Bandung: Alumni.
H, B. R., & Fathonah, R. (2014). Studi lembaga penegak hukum. Bandar Lampung: Justice Publisher.
Hamdan, M. (1999). Politik hukum pidana. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Husin, S. (1991). Penuntun praktis penulisan skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Hukum Universitas Lampung.
M, A. Q. S., & E, S. (1985). Kejahatan anak: Suatu tinjauan dari segi psikologis dan hukum. Yogyakarta: Liberti.
Mahayaan, D. (2000). Menjemput masa depan, futuristik, dan rekayasa masyarakat menuju era global. Bandung: Rosda.
Media, Fokus. (2012). Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bandung: Fokus Media.
Muladi, & Arief, B. N. (2010). Teori-teori dan kebijakan pidana. Bandung: Alumni.
Nugraha, R. A. (2012). Analisis yuridis mengenai perlindungan data pribadi dalam cloud computing system ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Pendidikan Nasional, Departemen. (2008). Kamus pusat bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa.
Poerwandari, E. K. (2000). Kekerasan terhadap perempuan: Tinjauan psikologi feministik. Dalam S. Luhulima (Ed.), Pemahaman bentuk-bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan dan alternatif pemecahannya (hlm. xx–xx). Jakarta: Kelompok Kerja “Convention Watch” Pusat Kajian Wanita dan Jender, Universitas Indonesia.
Rahardjo, A. (2014). Pemahaman dan upaya pencegahan kejahatan berteknologi. Bandung: Citra Aditya Bhakti.
Ramli, A. M. (2004). Cyberlaw dan HAKI dalam sistem hukum di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Soekanto, S. (2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Suriasumantri, S. J. (2007). Filsafat ilmu: Sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suyanto, B. (2015). Masalah sosial anak. Jakarta: Prenada Media.
Yoyok, U. (2020). Mediasi penal: Alternatif penyelesaian perkara dalam hukum pidana. Yogyakarta: Laksbang Justitia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Demokrasi: Jurnal Riset Ilmu Hukum, Sosial dan Politik

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.