Hukum sebagai Alat Kekuasaan dalam Studi Kasus Kriminalisasi Petani pada Konflik Agraria di Banyuwangi
DOI:
https://doi.org/10.62383/amandemen.v2i3.1054Keywords:
Agrarian Conflict, Land Rights, Social JusticeAbstract
The agrarian dispute that occurred in Pakel Village, Banyuwangi, illustrates the complexity of legal issues and structural inequalities that still linger from the New Order era. Several local farmers were detained on charges of vandalism and incitement, despite the fact that they were defending ancestral land that had been managed for generations against the unilateral claims of a plantation company. This article examines the incident through the lens of agrarian law, land ownership rights, and principles of social justice, while also analyzing the state's role in balancing the rights of indigenous communities and corporate interests. This case study shows that a repressive legal approach actually deepens inequality and hinders the process of agrarian reform. The conflict in Pakel Village is a clear reflection of the state's inability to handle agrarian conflicts fairly and sustainably.
Downloads
References
Adiansah, W., Nulhaqim, S. A., & Basyar, G. G. K. (2021). Resolusi konflik berbasis komunitas melalui pengembangan masyarakat sebagai upaya alternatif resolusi konflik agraria. Share: Social Work Journal, 10(2), 163.
Bilaldzy, A., & Ariani, R. S. (2022). Tinjauan kritis urgensi pembentukan pengadilan agraria: Upaya menangani inefektivitas penyelesaian konflik agraria pada peradilan tata usaha negara dan peradilan umum. Jurnal Hukum Lex Generalis, 3(9), 688–711.
Budi, S. (2020). Kriminalisasi petani: Analisis hukum dan sosial. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Faisal, F. (2024). Relasi kuasa dan pengetahuan dalam teks I La Galigo: Suatu analisis wacana kritis Michel Foucault (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Hardiman, B. (2009). Demokrasi deliberatif: Menimbang negara hukum dan ruang publik dalam teori diskursus Habermas. Yogyakarta: Kanisius.
Mustopa, A. J., Sadono, D., & Hapsari, D. R. (2020). Komunikasi gerakan sosial melalui penyadaran petani dalam konflik agraria. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 18(01), 80–93.
Rahardjo, S. (2009). Hukum progresif: Hukum yang membebaskan. Jakarta: Kompas.
Rahman, A. (2019). Konflik agraria dan peran negara: Studi kasus di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada.
Salsabila, A. S., et al. (2023). Konflik agraria dan keterlibatan rezim lokal pada konflik Desa Wadas. Jurnal Administrasi Pemerintahan Desa, 5(1), 15.
Shohibuddin, M., & Bahri, A. D. (Eds.). (2019). Perjuangan keadilan agraria. INSISTPress.
Supriyadi, E. (2021). Peran aparat penegak hukum dalam konflik agraria di Indonesia. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 51(2), 123–145.
Syamsudin, M. (2009). Operasionalisasi penelitian hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Unger, R. (1976). Law in modern society: Toward a criticism of social theory. New York: The Free Press.
Utomo, S. (2020). Penerapan hukum progresif dalam penyelesaian konflik agraria. Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi, 3(2), 33–43.
Walhi Jawa Timur. (2020). Laporan advokasi kasus kriminalisasi petani Tumpang Pitu di Banyuwangi. Surabaya: WALHI.
Wibowo, T. (2018). Reforma agraria dan hak petani: Tantangan dan peluang. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Wirawan, D. I. (2012). Teori-teori sosial dalam tiga paradigma: Fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial. Kencana.
YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). (2019). Laporan situasi hak asasi manusia dan kriminalisasi pejuang agraria 2015–2019. Jakarta: YLBHI.
Yulianto, R. (2022). Kekerasan terhadap petani: Sebuah tinjauan hukum dan hak asasi manusia. Jurnal Ilmu Hukum, 15(1), 45–60.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Amandemen: Jurnal Ilmu pertahanan, Politik dan Hukum Indonesia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.